Island Hopping Pulau Banyak, Recommended! #Cahaya Aceh (1)

Island Hopping Pulau Banyak

Sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui. Peribahasa ini bukan hanya menerjemahi banyak pekerjaan bisa dilalui dalam sekali kerja. Tapi saya menemukan makna lain saat mencoba sensasi island hopping Pulau Banyak.

Yakni, mendayung di Pulau Banyak, Aceh Singkil, sesungguhnya tak hanya satu, dua, tiga pulau terlampaui. Saya malah bisa melewati banyak pulau dalam satu hari ngetrip di kepulauan tropis paling ujung barat Nusantara itu.

Tapi tebaklah, apakah saya benar-benar mendayung?

Tidak! Mustahil saya kayuh perahu untuk melompati berbagai pulau cantik di Pulau Banyak. Atraksi island hopping itu saya tempuh menggunakan perahu motor (dikenal robin) milik Sunarwin, nelayan Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak.

Selama dua hari pada akhir Juli yang cerah itu, atau empat hari setelah berlangsungnya Festival Pulau Banyak yang cuacanya buruk, saya singgahi 8 pulau dari 80-an gugus pulau di Pulau Banyak.

  • DAY 1

Di hari pertama, saya diangkut Sunarwin dengan robin bermesin 11,5 PK miliknya. Perahu berjalan bagai berselancar di permukaan gelombang yang bening, menggapai barat Kepulauan Banyak.

Terik mentari tak saya hiraukan. Sebab sensasi island hopping Pulau Banyak ini bakal melipur lelah perjalanan darat yang saya tempuh sebelumnya dari Banda Aceh ke Singkil, 18 jam, ditambah 3 jam menyeberang ke Pulau Balai.

Di perairan dangkal, terumbu karang terlihat jelas dari balik warna air yang biru kolam. Banyak koral sudah mati. Namun, sering pula saya melintas di sisi bayi terumbu karang; ikan-ikan karang menari di sana.

Jauh di depan, garis horizontal Samudera Hindia seolah-olah mengabarkan, di sebelahnya tersembunyi jurang yang dalam. Tapi semakin melaju, semakin garis itu memudar dan membuat gugusan pulau mencuat satu per satu.

TAILANA

Pulau Tailana Island Hopping Pulau Banyak
Pantai Pulau Tailana. Photo: Makmur Dimila

Dua jam sudah hampir menyita waktu, robin berhenti meraung. Sunarwin melempar jangkar di hadapan pantai Pulau Tailana.

Perasaan saya: tentu lega, akhirnya menjejak pulau pertama yang barangkali tak pantas saya bandingkan dengan pulau-pulau di laut Karibia, apalagi Maladewa; tetapi ini keindahan khas Nusantara.

Cottage kayu menyembul dari balik tanaman pagar pantai dan pohon kelapa tanpa buah. Sementara, dua turis domestik asal Sumatera Utara, hendak pulang dengan robin lainnya.

Butiran pasir putih melantai menyongsong wisatawan. Sepetak lapangan voli pantai membentang tanpa pemain. Saya dan kawan-kawan tidak akan bermain, pastinya, karena hari sangat terik.

Biarlah kami masuki area hutan yang sejuk. Dan saya menemui resort Nirvana Diving, yang menyediakan paket tur kayaking, snorkeling, dan diving. Tapi kami, hanya memilih sight seeing, mengelilingi pantai dengan santai.

SIKANDANG

Pulau Sikandang Island Hopping Pulau Banyak
Pulau Sikandang. Photo: Makmur Dimila

Dari Tailana, Sunarwin memutar arah menuju Pulau Sikandang, destinasi kedua island hopping Pulau Banyak yang ingin saya nikmati.

Pasir putih “seperti garam yodium” kata Khairul admin @wisataaceh, jejeran pokok kelapa ‘mandul’, dan cottage kayu, adalah panorama dari halaman depan pulau ini.

Desir Angin Barat—yang bertiup dari timur—mengantarkan hawa panas yang menyengat. Membuat saya dan kawan-kawan tak pernah melepas topi dan mungkin travel kits lainnya semacam kacamata, buff, syal; atau silakan saja berjemur macam bule.

“Beautiful island,” ucap seorang turis Skotlandia yang hendak pulang dari Sikandang, saat saya tanyakan alasannya berkunjung ke sini.

Bule itu benar, pikir saya kemudian, setelah kelilingi Sikandang.

ASOK

Pulau Asok Island Hopping Pulau Banyak
Pulau Asok. Photo: Makmur Dimila

Pulau Asok sungguh memanjakan mata. Ia panjang namun ramping. Teduh. Menyajikan panorama pantai landai dengan kelapa berjejer dan merunduk hampir menjilati air laut.

Di tengah-tengah pulau ini tersedia sumur air tawar, yang biasanya dipakai untuk dikonsumsi pengunjung yang bermalam, mandi, maupun ambil wudhu bagi muslim.

Asok, pantai yang sempurna untuk menikmati matahari terbit dan tenggelam. Kondisi hutannya yang jarang-jarang juga menyajikan harmoni alam yang bersahabat. Pula, ada cottage di ujung tenggara pulau ini.

Sekelompok tur asal Medan ikut terbuai oleh pesona saya Asok. Mereka dengan KM Bintang, berhenti tak jauh dari kami. Lalu snorkeling di barat daya pulau.

Para muda-mudi itu, di depan kapal motor kayu itu—biasanya untuk paket live on boat—menyelam menggunakan life jacket. Asoknya, eh, asiknya.

LAMBUDUNG

Pulau Lambudung Island Hopping Pulau Banyak
Pantai Pulau Lambudung. Photo: Makmur Dimila

Ini, destinasi terakhir pada hari pertama island hopping Pulau Banyak saya. Tadinya, Pulau Lambudung saya pandangi pada jarak sekitar setengah mil dari timur Pulau Asok.

Lebih kecil dari Asok. Pulau ini cocok sebagai destinasi snorkeling, kayaking, seperti dilakukan turis asing saat kami singgah di sini.

Namun tak lama, kami harus kembali pulang ke Pulau Balai, Mukim Salapan, ibu kota Kecamatan Pulau Banyak, tempat saya menginap.

  • DAY 2

Gerimis dan langit hitam membuka pagi hari kedua rencana saya untuk island hopping Pulau Banyak. Suara hujan jatuh menerpa seng atap Homestay Muarmata.

“Itu kalam awan, biasanya hanya sebentar,” ujar Sunarwin yang sudah mendaratkan robin di dermaga di belakang homestay—kalam awan dimaksudkannya sebagai awan hitam yang menggayut rendah atau dekat dengan daratan.

Benar saja, setengah jam kemudian, langit Pulau Balai berangsur-angsur cerah. Hari ini, saya dan kawan-kawan Famtrip Susuri Cahaya Aceh dari Pantai Barat akan dibawa ke pulau-pulau kecil di selatan Pulau Balai.

Meninggalkan Teluk Nibong, arus laut agak tenang. Memudahkan Sunarwin kemudikan perahu kayu yang lebarnya cuma muat diduduki dua orang.

Ayah tiga anak itu hanya kesulitan jika bobot perahu berat sebelah—misal oleh ulah teman saya yang berbadan besar duduk agak ke samping, dengan sigap saya pindah pantat ke bagian berlawanan.

Si teman, kemudian melakukannya beberapa kali. Dengan latah, saya pun mengimbanginya.

Dari bangku kemudi, Sunarwin tertawa. Pun kami. Cukup pantas untuk membunuh bosan di tengah laut, dalam island hopping Pulau Banyak hari kedua. Tapi awas!

RANGIT KECIL

Pulau Rangit Kecil Island Hopping Pulau Banyak
Pulau Rangit Kecil dari ketinggian menara suar. Photo: Makmur Dimila

Menara lampu suar menjulang di sisi tengah Pulau Rangit Kecil. Kami berlabuh di pantai pulau itu, setelah melaju sekitar 20 menit.

Saat bersamaan, juga tiba kelompok tur dengan KM Bintang, yang datang dari arah berlawanan.

Dari puncak mercusuar setinggi sekitar 50 meter, saya takjub. Saya yakin, kamu pun akan terpesona, jika sampai di sini. #RaihTangankuPlease

Di sekeliling pulau ini, dikitari air hijau toska, biru di sisi lain, dan diapit Pulau Rangit Besar di sebelahnya. Belang-belang hitam memberikan hiasan apik dari bawah laut.

Wisatawan dari Medan itu, tak henti-hentinya berselfie. Pantas, mereka harus membayar perjalanan darat 8 jam dari Medan ke Singkil, kemudian menyeberang 3 jam ke Pulau Balai.

Pun kami, yang sejatinya lebih jauh meski berangkat dari tanah lahir sendiri, tak ingin ketinggalan. Heh.

PALAMBAK BESAR

Palambak Besar Island Hopping Pulau Banyak
Pantai Pulau Palambak Besar. Photo: Makmur Dimila

Di antara wishlist island hopping Pulau Banyak kami, nama pulau ini paling santer berkibar belakangan. Apa Lambak Palambak, terkenal dengan objek snorkeling dan kayaking.

Satu jam dari Rangit Kecil, kami tiba di Pulau Palambak Besar, setelah melewati gelombang pasang dan angin agak kencang, yang sedikit mengkhawatirkan.

Pulau itu berdekatan dengan Palambak Kecil yang terletak di satu ujung. Ia juga identik dengan jejeran pepohonan kelapa yang tinggi, dengan hutan tropis yang padat.

Satu rombongan keluarga dari Subulussalam sudah duluan menikmati keindahan alam pulau itu.

Mereka sedang bertamasya, kentara terlihat dari cara mereka makan siang bersama di pantai di halaman bungalow.

Kami lantas berjalan kaki susuri pantai ini hingga menemui bungalow milik pria Australia yang menikahi perempuan Bireuen.

Bersih dan tertata rapi. Kami numpang istirahat di restoran mereka. Sebagai pengganti tiket masuk, kami cukup beli minum.

MALELO

Pulau Malelo Island Hopping Pulau Banyak
Pulau Malelo. Photo: Makmur Dimila

Perut mulai keroncongan saat kami diangkut ke Pulau Malelo. Jam 12.30 siang. Untungnya terletak di jalur pulang. Tak jauh dari Pulau Rangit Besar.

Malelo adalah pulau gosong, daratan berpasir putih yang menyembul ke permukaan laut. Sebelum tsunami, ada dua pulau, kemudian hanya tersisa satu lagi, yang membuat kami cukup ekspresif.

Seagull ramping berbulu abu-abu (camar laut jenis Stanon Wood Piling) bertengger di reranting kayu mati saat kami singgahi.

Objek menarik bagi lensa kamera Zulfan (zlvn.net). Burung itu bahkan meliuk-liuk saat kami sejenak mengambil alih habitatnya.

Malelo yang seukuran satu lapangan tenis itu, hanya dihiasi lima batang kelapa mati. Kaos kami yang warna-warni, cukup membuatnya tampil lebih fancy.

PANJANG

Pulau Panjang Island Hopping Pulau Banyak
Pantai Pulau Panjang. Photo: Zulfan Helmi

Hanya beberapa menit saja dari Malelo, Sunarwin sudah mendaratkan kami di Pulau Panjang. Panjangnya mungkin dua kali lapangan bola kaki. Bisa jadi, lebih.

Sisi pantai dengan teduhan pokok kelapa yang cukup dekat ke laut, menjadi dermaga bagi kami.

Posisi kami pun tak jauh dari perahu pembawa rombongan yang lebih dulu tiba, yaitu para pelajar SMP dan SMA Pulau Balai mengadakan perpisahan dengan tiga guru SM3T.

Di bibir pantai ini, dibuai oleh desah angin, kicau ombak, dan teduhan nyiur, saya benar-benar menikmati tidur di hotelngantor di pulau‘.

Usai makan siang, masing-masing kami tidur di pantai, sementara tekong boat pergi mencari ikan karang di laut.

“Saya benar-benar betah ditempatkan di Pulau Banyak, alamnya cukup menghibur dan masyarakatnya ramah,” ujar Suci, seorang guru SM3T asal Padang, ketika saya jumpai sebelum pulang.

Pulau Panjang, salah satu spot fantastis untuk melihat sunset, kata Sunarwin. Tapi kami harus pulang selepas Asar. Perlu istirahat, sebab malamnya ada satu agenda khusus. Tunggu saja lanjutan ceritanya.[]

Salam, Pulau Banyak.

“Mari dukung Aceh sebagai World’s Best Halal Cultural Destination 2016”


ADDITIONAL INFORMATION

  • Pulau Balai, masuk dalam Mukim Salapan, bersama Pulau Ujung Batu, Pulau Tapus-tapus, Pulau Baguk, Pulau Panjang, Pulau Rangit Besar, Pulau Rangit Kecil, dan Pulau Malelo.
  • Pulau Balai berupa daratan dengan ketinggian rata-rata sekitar 15 mdpl dan luasnya sekitar 100 hektare.
  • Pulau Balai adalah pusat pemerintahan Kecamatan Pulau Banyak, sehingga selalu ramai.
  • Pulau Balai dapat ditempuh dari Pelabuhan Pulau Sarok, Singkil, dengan kapal feri atau kapal motor penumpang; waktu tempuh antara 3 – 4 jam.
  • Waktu terbaik island hopping Pulau Banyak, pada Maret – Agustus. Tapi kondisi alam saat ini unpredictable.
  • Tarif island hopping dengan robin kapasitas 6 orang, Rp 100 ribu/kepala/hari. Bisa juga menyewa kapal untuk paket wisata live on boat seperti ditawarkan KM Mutiara Bahari dan KM Bintang.
  • Sebaiknya pakailah sunblock dan pelembab bibir jika ingin island hopping, plus pelindung mata dan kepala.
  • Sebaiknya bawa bekal makan siang dan snack serta uang tak terduga untuk keperluan selama island hopping Pulau Banyak.

Writer: Makmur Dimila

Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂

35 thoughts on “Island Hopping Pulau Banyak, Recommended! #Cahaya Aceh (1)

    1. Bang Yudi kurang ngopi arabika nih kayanya. hehe
      Kita kan pertama kali turun di Talaina, setelah itu singgah ke Sikandang. Cerita pun seperti itu, sesuai urutan. 😀

    1. Yieee.
      Rio dejak Siuroe harus syuting di Pulau Banyak sekali waktu, pasti akan menaikkan rating, baik untuk Bang Rio maupun Pulau Banyak itu sendiri.

      Andha vasti tervesona. 😀

    1. Yoi Mas Mus, semuanya berpasir putih dan bersih. Kalau Si Mus sempat ke sini pasti menghasilkan banyak video dan foto untuk diunggah ke sosmed. Yuhuuu 😀

  1. Cakep betul ini jelajah keliling pulau ditemani desiran ombak dan pemandangan luar biasa, semoga Pulau Banyak bisa terus “go public” terus dengan 3A yang terpenuhi ya. Semoga!

    1. Insyaallah, kalau dikemas baik pasti akan disambut publik. Jaklah Bang OWL ke Pulau Banyak, ajak keluarga lom. 😀

    1. Iya Winny, kamu harus melancong ke Pulau Banyak. Dari Sumut, dekat dong. Datanglah pada musim yang tepat, Maret – Agustus, bair laut dan langitnya sama2 bening. 😀

  2. Kepulauan yang nggak pernah bisa bikin puas island hopping karena saking banyaknya pulau-pulau. Pulau Banyak memang tempat paling cocok untuk menghilang selama seminggu. 😀 Foto-foto wide-nya keren!

    1. Iya ya Bang, mungkin butuh waktu lebih satu bulan untuk bisa island hopping ke semua pulau di Pulau Banyak. Sangat recommended untuk pelarian memang.
      Makasih… 😀

    1. Bikin lagi rencananya sekarang Bang, dan wujudkan. Pantai2 cantik di Aceh akan mennggantikan biaya perjalanannya. 😀

  3. Mantapp sekali. Ga perlu ke luar negeri dulu kalau begini haha. Boleh tau apa ajah biaya pengeluaran selain tarif masuk yang di habiskan untuk bisa sampai ke sana mungkin 😀

    1. Kalau ingin ke Pulau Banyak, meet pointnya di Kota Singkil. Baik wisatawan yang datang melalui Sumatera Utara maupun dari Banda Aceh. Selanjutnya dr Singkil nyeberang sekitar 4 jam dengan boat ke Pulau Balai, pusatnya Pulau Banyak. Untuk keliling Pulau Banyak jg harus sewa boat (robin) dari P Balai. Jadi harus disiapkan biaya transport ke Singkil, transport island hopping, akomodasi, dan kebutuhan pribadi. Info detail boleh email kami aja. 😀

  4. HALO..
    saya berencana untuk travel k pulau banyak pd awal juli..boleh mnta detail itinery dan biaya dan vontact person untuk sewa robin (ada penutupnya) .. maklum takut makin eksotis nanti kulit saya ?

    1. Halo… Makasih sdh berkunjung
      Bahkan ingin mengunjungi Pulau Banyak..
      Boleh banget Mbak, via WA ya. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *