Sunset di Ulee Lheu Eloknya

Sunset dari Dermaga Ulee Lheu, Agustus 2014.

SENIN lalu, 11 Agustus. Kejenuhan melanda. Menikmati matahari tenggelam setidaknya akan mengembalikan mood saya. Jam 6 waktu Aceh di ujung barat Indonesia belumlah terlambat untuk mengejar sunset di spot yang saya inginkan. Satu jam menjelang magrib.

Maka objeknya harus tak jauh dari masjid, saran saya pada Zulham Yusuf. Saya pun mengajaknya ke Ulee Lheue. Sepanjang garis pantai Ulee Lheu merupakan spot favorit menikmati sunset di Banda Aceh. Letaknya sangat strategis, menghadap ufuk barat.
Namun sejak beberapa tahun terakhir, akses ke semenanjung pantai Ulee Lheu termasuk pelabuhan feri ditutup menjelang masuk waktu magrib. Pemko Banda Aceh tak ingin mengejar-ngejar pasangan muda ‘bersunyi-sunyian’ di lokasi itu.
Hari itu, kami memilih Dermaga Tempat Pelabuhan Ikan Ulee Lheue. Dermaga dan Masjid Baiturrahim—masjid yang kokoh meski dihantam tsunami 2004—dipisahkan jembatan baja yang menghubungkan kota dengan area pelabuhan.
Keramaian menjalar di jembatan itu pada sore hari. Orang-orang bersantai, melihat pemancing di dermaga atau menanti sunset di Ulee Lheu, juga pemancing yang melempar umpan langsung dari jembatan. Namun kami bergerak sedikit melewati jembatan dan belok kiri ke dermaga.

“Cepetan, Pak, anak-anaku sudah menunggu.”

Matahari telah menghilang, tapi Bro Zulham masih menikmati nelayan pulang.
Masjid Baiturrahim salah bukti kekuasaan Allah. Ia tak hancur digempur tsunami meski berada di pinggir laut. 

Di dermaga TPI Ulee Lheu, saya dapat menyaksikan lanskap senja yang elok. Jauh ke depan barat dermaga, tampak siluet beberapa orang memancing dari batu penahan ombak. Sementara boat nelayan melintas di depan mereka, di bawah sinar jingga matahari.

Abang di kiri ini mau nyemplung atau mancing? 😀

Waw! Mancing rupanya. 😀 “Ayo tangkap umpannya.”
“Kajeut woe, ka meugreb. Bek lale ngon harkat, ibadat tuwo” 😀

Beberapa pria juga melempar umpan ke depan dermaga meskipun tadarus mulai berdengung di toa Masjid Baiturrahim. Ke barat daya masjid, terbentang pantai, terlihat sepasang manusia menikmati sunset di Ulee Lheu dari bibir pantai. Entah mereka tahu bahwa saya dan Zulham bisa melihat mereka dari sini. Dasar!

Ehem. Semakin hari gelap rasanya semakin nikmat. Tapi kami harus meninggalkan dermaga begitu azan selesai dikumandangkan. Sementara beberapa pemancing masih terbuai oleh godaan ikan-ikan karang. Sunset di Ulee Lheu, pesonamu membuatku rindu kembali ke sana.[]
Writer : Makmur Dimila

4 thoughts on “Sunset di Ulee Lheu Eloknya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *