Menghemat Paket Data iPad dalam Perjalanan

pulau nasi safariku
Semenjak Januari 2014, iPad mini telah menjadi sahabat karib saya setiap melakukan perjalanan. Ia turut serta kemana saja saya pergi. Ia tak pernah meminta dan tak pernah mengeluh. Tapi bagai dalam cerita asmara, saya perlu merawatnya: melindunginya dari panas dan dingin yang berlebih.

[hr style=”dashed”]

Namun soal memorinya, Si Apel Putih saya ini tak boleh kusamakan dengan kekasih. Muatan isi kepalanya mudah ditebak, sementara pikiran kekasih sangat misteri. Hal ini memudahkan saya untuk mengelolanya sebelum, selama, dan sesudah lakukan perjalanan.

Saya menyebut paket data ipad  dalam artikel ini untuk mengatakan kepada Anda soal memori internal iPad mini saya yang tanpa slot kartu, bukan untuk membahas paket data internet untuk ipad mini yang memiliki slot kartu.

guha jepang safariku
Saya mencatat langsung di iPad mini saat menelusuri Guha Jepang, Laweueng, Pidie. Photo: M Akbar.

Jadi, perhatikan baik-baik. Saya di sini lebih menyampaikan tips menghemat paket data ipad mini untuk kemudahan seorang traveller. Sebagaimana pengalaman saya, ipad mini telah mewujudkan kebutuhan utama saya dalam perjalanan: saya ingin menenteng kamera besar dan laptop mini sekaligus.

Keinginan saya itu sudah dimiliki Si Apel Putih. Ia bisa untuk memotret (khususnya siang hari) dan untuk menulis catatan perjalanan langsung dari lokasi kunjungan. Saya seringnya langsung menuliskan poin-poin penting selagi mengeksplore suatu objek wisata atau tempat-tempat terasing.

kawah jaboi safariku
Memotret permukaan Kawah Jaboi Sabang dengan iPad mini. Photo: Ikbal Fanika

Agar “kerja” saya itu berjalan lancar, ada beberapa hal yang harus saya lakukan untuk menghemat paket data ipad mini.

  • Saya ubek-ubek sisa memori internal, berapa yang sudah terpakai untuk foto, video, rekaman, dan aplikasi lain. Jika memori telah banyak disedot foto, video, atau rekaman, saya segera meluncur ke aplikasi itu. Saya akan hapus data-data yang sudah tersalin ke perangkat lain, semisal ke laptop, hardisk, dan Google Drive. Cuma sedikit foto saya sisakan sebagai sampel dari objek yang telah saya kunjungi.
  • Jika persiapan di atas tak mempan, maka saya akan lakukan ‘plan B’ ketika dalam perjalanan. Ini terjadi biasanya (tapi jarang) ketika menempuh perjalanan jauh dan lama. Semakin lama dan jauh, ya, semakin banyak memerlukan dokumentasi. Kalau sudah begini, saya akan cari tempat yang menyediakan wifi jika travelingnya ke kota untuk pindahkan sebagian dokumentasi penting ke akun online—email atau Google Drive. Tapi jika menelusuri daerah yang tak ada koneksi internet, saya takkan banyak memotret apalagi ambil video. Untung jika perjalanan tersebut ditemani kawan yang fotografer atau videografer, kalau tidak: saya akan menggambarkan perjalanan itu dengan kata-kata. Selalu ada solusi dalam perjalanan, bukan?

Saya pikir iPad mini memang sahabat yang baik untuk traveler masa kini. Maka pejalan yang baik adalah yang mampu mengelola paket data ipad dengan bijak. Tapi jangan dipaksa jika Anda tak punya Si Apel Putih.

pulau nasi safariku
Saat pulang dari Pulo Nasi, dalam kacamata Ikbal Fanika sebelah kiri, terekam dua alat dokumenter: satunya DSLR, satu lagi iPad mini saya. Photo: Makmur Dimila

Dan saran saya, tips ini tak berlaku bagi pegiat foto dan video. Mereka sepertinya kurang membutuhkan cara ini, kecuali hanya sekedar untuk mencatat data dan share foto secepatnya. Sekian tips singkat saya, mari terus berkelana dengan membawa perangkat yang sederhana. [adv]

Writer : Makmur Dimila

Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *