Kenapa Harus ke Palembang? Simak Alasan Blogger Perempuan Aceh ini

Cerita dua blogger perempuan Aceh ini bikin saya tak sabar ke Palembang, Sumatera Selatan. Santap burgo, mengarungi Sungai Musi, membaca Alquran raksasa, hingga mengunjungi Masjid Chengho.

Menarik bagi saya menyimak cerita Liza Fathia saat kunjungi Palembang pada Mei 2016. Waktu itu ia hanya punya kesempatan city tour sehari.

Namun hebatnya—mungkin karena sudah terbiasa jalan-jalan—ia bisa mengunjungi sejumlah destinasi wisata dalam 12 jam!

Sarapan Burgo

Ia membuka kisahnya dengan mencicipi makanan khas Bumi Sriwijaya. Bukan pempek, tapi burgo. Saya baru tahu nih. Di pagi hari, ia menjadikan burgo sebagai menu sarapan.

Dilihatnya makanan berwarna putih yang berbentuk gulungan, yang terhidang dalam piring berisi kuah santan campur ikan gabus dan lontong. Ia mencicipinya.

“Rasanya lumayan lezat, kenyal-kenyal gimana gitu. Sepiring burgo mampu mengganjal perut saya yang ingin menikmati kota Palembang pada hari itu,” tutur anggota Emak-emak Blogger asal Aceh ini.

Burgo, berbahan baku tepung beras, tepung sagu, dan olahan ikan. Adonannya didadar, digulung, dan dipotong bundar. Hidangannya sering dicampur dengan telur dan lontong.

Jembatan Ampera

Ini salah satu landmark Kota Palembang. Setiap turis ke Bumi Sriwijaya pasti akan dibawa atau mengunjungi (sekedar melewati) Jembatan Ampera. Jembatan ini menghubungkan daratan Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan Sungi Musi.

Kata Liza yang berprofesi dokter ini, “Belum ke Palembang kalau belum ke jembatan yang kepanjangan namanya adalah amanat perjuangan rakyat.”

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Di museum ini kamu akan menemukan koleksi ragam kesultanan Palembang; mulai arkeologi, etnografi, biologi, seni dan informasi pengumpulan mata uang (numismatics).

Liza misalnya mendapati puluhan arca begitu memasuki museum yang berbentuk rumah khas Palembang ini, seperti Ganesha dan Budha lainnya. Lokasinya pun berada di tepi Sungai Musi, juga dekat dari Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak.

Membaca Alquran Raksasa

A post shared by Lisa Morena (@morensha_lisa) on Aug 19, 2016 at 6:47pm PDT

Mei lalu, Yelli Sustarina, blogger perempuan Aceh lainnya, terpana oleh wujud Alquran raksasa terbesar di dunia(?). Ia mengunjungi “Rumah Alquran” raksasa itu di Jl Moh Amin Gundus Kota Palembang, Sumatra Selatan.

“Aku sangat takjub melihat ukiran ayat-ayat Alquran yang dipahat indah di lembaran-lembaran kayu trembesi itu,” demikian Yelli mengenang.

Rumah Alquran berisi 316 lembar ayat Alquran dengan tinggi 177 cm, lebar 140 cm, tebal 2,5 dan berat 50 kg per lembarnya. Wow! Satu lembar saja sudah 50 kg, bayangkan jika disusun menyerupai satu Alquran utuh, tingginya bisa mencapai 9 m. Uniknya, setiap lembaran Alquran dipahat dengan ukiran khas Palembang.

Masjid Cheng Ho

Jejak petualangan Laksamana Cheng Ho di Pulau Sumatera salah satunya dapat ditemui di Kota Palembang pada abad 15. Cheng Ho bersama armadanya berlabuh di Palembang untuk membantu Kerajaan Sriwijaya dalam melawan perompak sekaligus menyebarkan syiar Islam.

Di Palembang, masjid dengan arsitektur Cina ini dapat disambangi di di Kompleks Perumahan Amin Mulia, Jakabaring. Masjid ini dibangun oleh pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumatera Selatan dan tokoh masyarakat Tionghoa di Palembang, untuk mengenang jasa Cheng Ho. Liza pun tak mau ketinggalan untuk mendatangi situs yang berlokasi di pusat kota ini.

Ada banyak atraksi wisata menarik lainnya di Palembang yang harus dieksplor. Ketersediaan akomodasi menjadi kebutuhan penting bagi wisatawan. Sebagai travel blogger atau kamu yang suka menghemat biaya, sebaiknya pertimbangkan ulasan berikut.

 

Adakah Hotel Murah di Palembang?

Tentu. Tapi sayangnya selama ke Palembang, Liza dan Yelli belum tahu kalau Airy Rooms sudah memiliki propertinya di Kota Empek-empek. Airy Rooms, sebuah jasa akomodasi online yang murah dan mudah digunakan.

Saya kemudian meminta keduanya membuka aplikasi itu.

“Wow, lumayan murah ya harga hotel di Airy Room. Lobi hotelnya luas. Terletak di pusat kota. Kamarnya juga terkesan nyaman,” komen Liza, blogger Aceh yang sudah tiga kali ke Palembang ini.

Yelli malah terkesan dengan pelayanan online via website Air Rooms.

“Enak juga ya, langsung terkoneksi dengan adminnya yang online (24 jam). Bisa tanya-tanya lgsung, tanpa harus capek-capek baca ini dan itu. Mantap pelayanannya, detail, responnya cepat.”

Liza dan Yelli mungkin akan memilih jasa Airy Rooms jika ke Palembang lagi, pun saya. Kamu juga sebaiknya mempertimbangkan aplikasi ini jika akan berwisata ke Bumi Sriwijaya, baik saat suasana lebaran seperti sekarang maupun di musim liburan lainnya. Kenapa? Karena:

• Hotel Airy Rooms itu murah.
• Airy Rooms adalah jaringan hotel dan guest house terbesar di Indonesia dengan jumlah properti hotel terbanyak.
• Fasilitasnya oke (memiliki 7 jaminan fasilitas di setiap kamar : AC, TV layar datar, perlengkapan mandi, tempat tidur bersih, shower air hangat, air minum gratis, dan WiFi gratis).
• Bisa dipesan melalui website, Android Apps dan iOS Apps.
• Pembayaran flexible, bisa bayar lewat bank transfer dan juga kartu kredit.
• Hotelnya mudah ditemukan.

Kehadiran Airy Rooms dalam hemat saya, telah menguatkan akselerasi pariwisata Indonesia yang gencar-gencarnya menabur sistem Go Digital. Setidaknya aplikasi ini telah menambah khazanah pelayanan amenitas secara digital di Indonesia, yang memudahkan wisatawan menemukan tempat membaringkan tubuh terbaik selama liburan.[adv]

Writer: Makmur Dimila