Godaan Cot Panglima

ACEH  memang gak ada matinya, banyak banget tempat indah. Demikian bunyi satu komentar di postingan tentang Cot Panglima oleh travel blogger Indonesia, Danan Wahyu, atas pengalamannya melintasi satu titik jalan nasional Bireuen-Takengon berbukit yang menanjak dan meliuk-liuk bagai bekas jalan ular raksasa.

Rainbow in Rain-forest.

Kini,Cot Panglima seolah-olah siap menandingi keindahan panorama di Peuniyoh Puncak Gurutee, Aceh Jaya, spot wisata singgah favorit bagi pengguna jalan nasional barat-selatan Aceh.  

Puncak Gurutee menyajikan pemandangan Samudera Hindia juga secara dekat dapat kita lihat pulau-pulau kecil dari kedai-kedai kayu yang dipancang di bibir jalan dan jurang. 

Di Cot Panglima, kita nyaris gagal bisa menyaksikan Tanah Gayo yang dikepung pegunungan, benar-benar sebuah kehidupan yang tumbuh di atas awan. #ciyus 😀. Dua sisi amazing dari alam Aceh.

Pelebaran jalan nasional dari KM 24 hingga KM 29, Kecamatan Juli, Bireuen, dimulai pada 2011. Sejak itu pula, Pemkab Bireuen menyarankan Muspika Juli untuk mengarahkan pedagang yang ingin jualan di sepanjang kawasan Cot Panglima, tepatnya di bekas jurang yang sudah ditimbun.

“Hallo Adek.. Abang masih single kok.” ;D Foto latar & bawah : Jufriadi. Foto atas: Makmur Dimila

Sebelumnya, hanya ada satu kios di kawasan itu, yang letaknya persis di ujung tangga Tugu Cot Panglima. Di sini pula, saya selalu singgah setiap bepergian ke Gayo Highland. Selama 2011 hingga merilis postingan ini, sudah empat kali saya lalui lintasan itu, dan mata saya selalu tergoda, kecuali malam; menyeramkan! Haha.

Panorama dari Tugu Cot Panglima jika kita mengedar tatap ke arah selatan.

Yang “potret” pun ingin dipotret.. 😀 Foto latar : Makmur Dimila. Foto insert: Ikbal Fanika

Terakhir, pada sore 24 Agustus 2014, dari atas persinggahan tugu Cot Panglima, saya dan kawan-kawan menikmati pelangi melengkung di langit Tanah Gayo. Panorama yang cantik itu, turut mewarnai travelogue saya dari Takengon. Oh, syahdunya. Ayo bersafari ke Aceh. 🙂 []